Rabu, 02 Mei 2018

MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN

 MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN


 1.      Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
1.      Sangat setuju
1.      Sering
1.      Sangat positif
2.      Setuju
2.      Kadang-kadang
2.      Positif
3.      Ragu-ragu
3.      Tidak pernah
3.      Negatif
4.      Tidak setuju

4.      Sangat negatif
5.      Sangat tidak setuju

5.      Sangat baik


6.      Baik


7.      Tidak baik


8.      Sangat tidak baik

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
1.         Setuju/ selalu/ sangat positif diberi skor                           5
2.         Setuju/ sering/ positif diberi skor                                     4
3.         Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral diberi skor                 3
4.         Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif diberi skor    2
5.         Sangat tidak stuju/ tidak pernah/ diberi skor                   1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
  1. Contoh Bentuk Checklist
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memeberi tanda (√) pada kolom yang tersedia.
No.
Pertanyaan
Jawaban
SS
ST
RG
TS
STS
1



2
Sekolah ini akan menggunakn teknologi informasi dalam pelayanaan administrasi dan akademik
…………………………………





            SS        = Sangat Setuju                       diberi skor       5
ST        = Setuju                                   diberi skor       4
RG       = Ragu-Ragu                           diberi skor       3
TS        = Tidak setuju                         diberi skor       2
STS      = Sangat Tidak Setuju             diberi skor       1

2.      Contoh bentuk plihan ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesua dengan pendapat anda, dengan cara member tanda lingkaran nomor jawaban yang tersedia.
Kurikulum baru tu akan segera diterapkan di lembagaan pendidikan anda?
a.         Sangat tidak setuju
b.         Tidak setuju
c.         Ragu-ragu/ netral
d.        Setuju
e.         Sangat setuju
Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakkan pada tempat yang berbeda-beda.
Dalam penyusunan instrument untuk variabel tertentu sebaiknya butir-butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif netral atau negatif, sehungga responden dapat mejawa dengan serius dan konsisten. Dengan cara demikian maka kecenderungan responden untuk menjawab pada kolom tertent dari bentuk checklist dapat dikurangi. Dengan model ini juga responden akan selalu membaca pertanyaan setiap instrument dan juga jawabannya. Pada bentuk checklist sering jawaban tidak dibaca, karena letak jawabanna sudah menentu. Tetapi dengan bentuk checklis, maka akan didapat keuntungan dalam  hal ini sangat singkat dalam pembuatannya, hemat kertas, mudah mentabulasikan data, dan secara visual lebih menarik. Data yang diperoleh dari skala  tersebut adalah berupa data internal.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sedangkan pada evaluasi, skala likert digunakan untuk:
·              Menilai keberhasilan suatu kebijakan atau program
·              Menilai manfaat pelaksanaan suatu kebijakan atau program
·              Mengetahui kepuasan stakeholder terhadap pelaksanaan suatu kebijakan atau program
·              dll
*           Kelebihan:
·              Mudah dibuat dan di terapkan.
·              Terdapat kebebasan dalam memasukan pertanyaan- pertanyaan, asalkan sesuai dengan konteks permasalahan.
·              Jawaban suatu item dapt berupa alternative, sehingga informasi mengenai item tersebut diperjelas.
·              Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas
*           Kekurangan:
·              Karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu yang lain.
·              Kadangkala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. Adanya kelemahan di atas sebenarnya dapat dipikirkan sebagai error dari respons yang terjadi

*           Prosedur dalam membuat skala Likert adalah sebagai berikut:
1.       Peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang relevant dengan masalah yang sedang diteliti
2.       Menyusun Blue Print untuk memandu penyusunan alat ukur
3.       Membuat item-item yang akan diuji sesuai dengan panduanUji coba item kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.
4.       Setelah item di uji coba kepada responden, lalu diuji tingkat validitas dan reabilitas dari item-item tersebut. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kevalidan atau kesa hihan suatu instrumen sedangkan reliabilitas merupakan penilaian tingkat konsistensi terhadap hasil pengukuran bila dilakukan multiple measurement pada sebuah variabel suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tidak berubah.
*          Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan metode Pearson yaitu dengan mengkorelasikan skor item kuesioner dengan skor totalnya. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
·       Menghitung dan menjumlahkan skor tiap subyek
·       Mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total yang diperoleh setiap subyek
·       Nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel. Pilihlah item yang r hitungnya positif dan lebih besar dari r tabel
·       Biasanya dapat juga menggunakan patokan r minimal 0,3
·       Buang item yang r hitungnya kurang dari r tabel atau kurang dari 0,3 dan hitung kembali korelasinya hingga r hitung semua item lebih dari r tabel atau lebih dari 0,3
·       Item yang memiliki nilai r hitung >0,3 maka item tersebut dinyatakan valid



* Uji Reabilitas
Metode yang dapat digunakan pada uji reabilitas adalah metode Croncbach’s Alpha. Penghitungan Cronbach’s Alpha dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Variabel dinyatakan reliabel jika alphanya lebih dari 0,3.
1.      Setelah item terpilih didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah penskalaan respon. Penskalaan respon merupakan prosedur penempatan sejumlah alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan angka sebagai skor masing-masing alternatif respon
2.       Teknik Skoring
Setelah nilai tiap faktor diketahui maka dilakukan teknik skoring. Teknik skoring dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif. Tahapan dalam terbagi menjadi 4 tahap yaitu :
1.        Pentabulasian hasil kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
2.        Penyesuaian nilai dari tiap-tiap faktor dengan skala pengukuran likert yang digunakan.
3.        Menghitung nilai indeks dari tiap-tiap faktor, dengan cara masing-masing jawaban dikalikan dengan bobot/skoring jawabannya.
4.  Hasil skoring dikembalikan lagi pada nilai skala respon untuk menghasilkan interpretasi
Skala likert hanya salah satu teknik dalam evaluasi perencanaan dan masih banyak lagi teknik analisa yang dapat dipergunakan.


2.      Skala Guttman
Skala pengkuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “penah-tidak pernah”, positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperboleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alteratif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval dri kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju”atau “tidak setuju”.
Contoh:
1)      Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat Kepala sekolah disini?
1.         Setuju
2.         Tidak setuju
2)      Pernakah Penilik Sekolah melakukan pemeriksaan di ruang kelas anda?
1.         Tidak pernah
2.         Pernah
Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban yang dapat diskor tertinggi satu dan terendah nol.

3.        Semantic Defferensial
Skala pegukuran yang berbenuk semantic defferensial di kembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya”, terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan  untuk mengukur sikap/ karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. Contoh:

Mohon diberi nilai gaya kepemimpinan Kepala Sekolah
Bersahabat           5          4          3          2          1          Tidak bersahabat
Tepat janji            5          4          3          2          1          Lupa janji
Bersaudara           5          4          3          2          1          Memusuhi
Memberi pujian    5          4          3          2          1          Mencela
Mempercayai        5          4          3          2          1          Mendominasi
Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif sampai negatif. Responden yang member penilaian pada angka 5 berarti menilai Kepala Sekolah sangat negatif dan sebaliknya.


4.        Rating Scale / Skala Penilaian
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukaan data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudan ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, penah-tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disedikan.Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan, dan lain-lain.
Yang penting bagi penyusunan instrument dengan rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternative jawaban setiap item instrument.
Data dari pengukuran skilap dengan skala sikap adalah bentuk dari tada interval, demikian juga dalam pengukuran tata ruang. Tetapi data hasil dari pengukuran penambahan pengetahuan seperti tersebut diatas akan menghasilkan ratio.

*       * Jenis Rating Scale
Ada beberapa jenis skala rating yang dapat digunakan, yaitu :
a.         Skala grafis
Menggunakan garis lurus horizontal ataupun kadang vertikal dalam penyajiannya. Misalnya : 

b.      Skala Numeris
                        Angka dalam kebanyakan skala rating digunakan sebagai anchor, tetapi penggunaan angka ini harus didefinisikan secara jelas. Di depan ataupun di belakang setiap deskripsi disediakan ruang untuk membubuhkan tanda (biasanya tanda ) yang menunjukkan kesesuaiannya dengan subjek yang diamati. Bentuk numeris ini kadang disertai bentuk grafis, sehingga observer atau rater hanya menandai angka yang menjadi pilihannya. Misalnya skala enam jenjang utk mengukur orientasi pelayanan pelanggan :

Atau :
1. Bagaimanakah partisipasi peserta didik dalam diskusi kelas?   1 2 3 4 5
2. Bagaimanakah hubungan peserta didik dengan kelompoknya? 1 2 3 4 5

Catatan:
1 = tidak memuaskan             
2 = di bawah rata-rata.
3 = rata-rata
4 = di atas rata-rata
5 = sempurna

c.     Standard Rating
Bentuk rating ini sering juga disebut sebagai skala presentase. Anchor presentase meminta observer merating subjek ke dalam suatu kontinum yang bergerak dari 0 s/d 100, dalam perbandingan dengan subjek amatan lain atau kelompok khusus. Misalnya mengukur interpersonal persuasiveness ability : 
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEe_cQaCEwiPz7jDX0wV7sEkiciub9MB0D89yHZTMCMeTeE9941k8hnZ2UmwwYqCD1y5e0ha0ldcy30nRCtk9I8NLwlieKwub87g8a7e2ZEfFbnhjyY6Qliwn51cAbKzKcnUu_zoCd-tE/s1600/Picture3.png


d.      Cumulated Points Rating
Aitem yang disusun merupakan indikator suatu trait yang akan diukur. Skor akhir skala merupakan penjumlahan kelseluruhan aitem. Misalnya, bagaimana seorang pemilik toko mengobservasi kemampuan pegawainya dalam memberikan pelayanan pada konsumen :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipB6xwBPBdb0FaU9ysTXCdF5j26HsFV4nfPe3zSbLIz_5g2ma4ylrdtnaTrX6VEVLYJTuAZYXsVGNnLcTYF7ivkCuwKEadQLOiF-Hk_brYIhTxZEYwOJFkF6lFoKRqyRh4Hl2SP6JGldA/s1600/Picture4.png

e.      Force Choice Rating
Bentuk ini biasanya digunakan dalam bidang militer atau bisnis. Observer diminta memilih kalimat yang menggambarkan kondisi subjek amatan. Misalnya:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqYL4TFf_6t10ehKn9_gxWDU5LZIStfDEaDzLrGtL90rUY4MyPqk4pfJJLZlgodeJm1jiJW8_5KqQgOlVHn8suGogGkQmZBNEcGb_Mzc6KAWfgoAh2E7EsowXQqFKpa-rhf9vaZH45V34/s1600/Picture5.png

f.       Semantic Differential
Skala ini menggunakan pasangan kata sifat yang berlawanan dalam memberikan rating. Secara ringkas penyusunan skala sbb :
o      Pilih suatu konsep yang akan diamati
o      Tentukan pasangan kata sifat yang akan digunakan
o      Susun kutub pasangan kata tersebut secara random
Misalnya : 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUSMlPnDIrPYtY8ujUUUZ98vfUR3TLbp0uOuBbkHsb6yftU7Ok0uIYvOt6WnWpHfisD1wq4PXaq6LY_CeD-ul_OhR2XxTU2ud2l5U3y7pYArD0JfiLp33-fAnVyfHmq9FhuO7uvPk2YyQ/s1600/Picture6.png


*        Kelebihan Rating Scale
-       Mudah penggunaannya.
-       Dapat mengetahui intensitas dan gambaran keadaan suatu perilaku/kejadian.
-       Dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan antara realitas dengan persepsi subjektif rater. 

*        Kekurangan Rating Scale
Observer dapat melakukan kesalahan dalam membuat kesimpulan, antara lain :
º    Error of leniency : terlalu longgar
º    Error of central tendency : cenderung ke pusat skala
º    Hallo effect : terkesan hal umum
º    Error of logic : cenderung sama karena dianggap berhubungan
º    Error of contast : memiliki dua arah
º    Ketidakjelasan dalam penggunaan istilah
º    Social desirability effect : secara sosial lebih diterima
º    Skala rating tidak memberi informasi sebab terjadinya perilaku
º    The generosity effect : terjadi ketika ragu-ragu
º    Carry over effect : tidak memisahkan gejala

5.        Skala Thurstone
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yangberbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunciskor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalambentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variabel yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itudengan konten atau konstruk yang hendak diukur. Adapun contoh skalapenilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11menyatakan sangat relevan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fitur baru paytren

BERIKUT INI FITUR-FITUR YANG AKAN SEGERA DI SEMATKAN DALAM APLIKASI PAYTREN SETELAH PERIZINAN E-MONEY DARI BI DI TERBITKAN 1.Fasilitas Lay...